Pages

Senin, 30 Maret 2015

Kadang-kadang

Saat mengingat mereka yang telah bertemu dengan allah aku baru menyadari, ahh. . Betapa dunia ini begitu singkat semakin hari semakin banyak dosa yang terus dilakukan. Kadang aku melupakan apa yang wajib aku lakukan, aku menyakiti orang-orang di sekitarku. Aku bersikap kasar kepada mereka. Aku berkata kasar kepada mereka.

Kadang aku baru menyadari dunia ini begitu singkat  hari ini aku bersedih, esok aku tertawa, esoknya lagi aku sudah tak ada. Belum ada amal yang bisa ku bawa sebagai bekal, hanya dosa yang terus dibuat.
Kadang aku menyadari dunia ini begitu singkat, kemarin aku baru saja menatap kesuksesan, kesenangan dan kegembiraan orang lain. . Esoknya mereka telah di ambil terlebih dahulu oleh sang pencipta. 

Kadang aku merasa betapa mirisnya diri ini karena mengingat dunia yang sementara ini kadang-kadang saja. Bukankah harus setiap saat? aku malu kepada diri sendiri. Bukankah seharusnya aku membuat diriku untuk dekat dengan sang pencipta? nyatanya aku hanya mengingatnya kadang-kadang saja. Sementara ia memberikan nikmatnya kepadaku tidak pernah memakai kadang-kadang.

Ampuni hambamu yang mengingatmu yang hanya kadang-kadang ini ya rabb. Apalah artinya diri ini tanpa bantuanMu dan betapa hinanya diri ini tanpaMu ya rabb. tidak ada yang patut kami sembah selain dirimu ya rabb. .

Maafkan jika aku memiliki kesalahan pada mu wahai kawanku,saudaraku,adikku. Aku hanyalah manusia biasa yang selalu memiliki kesalahan.

Nur zaenab . . .

Minggu, 01 Maret 2015

Ayah . . .

Bismillahirrahmanirrahim kulangkahkan Kakiku Hari ini di awal maret aku berangkat kerja bareng ayah, Karena daerah kerja yang sama. Hampir setiap dua hari sekali aku berangkat kerja bareng ayah.  Aku memilih untuk tidak meninggalkan moment seperti ini yang membuat saya belajar bahwa sosok ayah itu sama pentingnya dengan sosok ibu.

Suasana pagi kota palu yang begitu sejuk aku nikmati diatas motor matic putihnya, aku yang duduk dibelakangnya merasa bangga bisa menjadi salah satu anak dari seorang ayah dan pemimpin yang begitu sederhana dan mencintai semua orang disekitarnya.

Disaat orang lain berlomba-lomba membeli mobil agar tidak terkena panas maupun hujan, ia tetap dengan santai berjalan menyusuri daerah yang dipimpinnya dengan motor matic putihnya. Panas dan hujan tak menjadi penghalang buatnya untuk tetap melayani masyarakat. ..

Senyum dan sapaan hangat selalu ia berikan kepada orang-orang disekelilingnya. Aku tahu ini bukannlah pencitraan tapi memang ini murni kebiasaan ayah saya sebelum menjadi pemimpin. Mungkin banyak kegiatan ayah yang ku saksikan karena kebiasaanku mengikutinya diwaktu pagi dan kalau sempat minta jemput jika ia tidak sibuk. Ada banyak orang diluar sana yang sibuk merubah dirinya agar terlihat baik dimata orang, tetapi ayah tetap menjadi dirinya sendiri. 

Ayah. . Sungguh kami semua anak-anakmu sangat mencintaimu. Mencintaimu karena allah. Maafkan kami jikalau begitu banyak salah yang kami lakukan. We love you . .