Akupun sama seperti yang lain,
sama seperti kawan seusiaku. Aku yang sudah mau masuk di umur dewasa kini mulai
merasakan penat dalam hati. Ruang gerakku dibatasi, ingin juga seperti kawanku
yang bisa mengenal dunia luar yang begitu luas tanpa hars ikut dampak
negatifnya. Mempelajari dunia luar adalah salah satu impian yang sejak dulu
susah untuk terealisasikan. Kumpul untuk sekedar berbagi ilmu ataupun refresing
otak saja juga susah dilakukan.
Mengapa demikian? Aku tak tinggal
bersama orang tua. Tinggal bersama tante yang paginya harus melakukan pekerjaan
rumah dan sorenya kuliah menimbulkan penat dihati. Ingin teriak! Tapi takbisa, apalagi
memberontak. Terima kasih yang luar biasa kepada om dan tanteku yang selama ini
sudah mau merawat saya seperti anaknya. Tapi, saya juga butuh kasih sayang orang
tua, meski mama sudah tak ada,cukup ayalah yang ada disamping. Tapi, apa daya
kasih sayang banyak hilang dan dihabiskan bersama anaknyanya dan istrinya.
Tidak mengapa, ada pengertian
dari ku, tapi apakah ada dari adikku? Hal ini yang paling saya takutkan. Jarang
mendapat kasih sayang dari kecil membuatnya merasa tak adil. Pernah suatu
ketika, iya meluapkan semua isi dihatinya yang sudah dia simpan bertahuntahun
dengan air mata yang tertahankan karena ayah yang harus seperti itu. Kurang bersama
ayah, bertemupun jarang membuat iya memendam rindu yang begitu dalam untuk
mendapatkan kasih sayangnya. Kasian sekali
sayangnya saya tidak bisa berbuat apa-apa. merasa paling bodoh didunia.
Kami bersaudara harus tinggal
terpisah. Tinggal bersama om dan tante. Hanya
dengan cara itulah kami bisa melanjutkan sekolah. Semangat sekolah dan terus
belajar membuat kami menjadi kuat walau kadang tetap rapuh. Keluarga yang sejak
dulu terpisah tak menghilangkan semangat untuk kami sekolah.
Ingin rasanya memiliki rumah
sendiri, berkumpul bersama keluarga bercengkrama, bercanda tawa, namun sayang
itu belum kami dapatkan. Mengajukan permintaan untuk dibelikan rumah sendiri
dengan ayah masih belum bisa terpenuhi karena biaya hidupnya juga yang begitu
tinggi. (semoga Allah memberikan kesehatan dan umur yang panjang padamu pa) Semoga
juga Allah mempercepat keinginan kami bersaudara untuk tinggal dirumah sendiri.
Sudah malu rasanya sebesar ini
masih duduk dan tinggal bersama om dan tente. Meski om dan tante tidak
mengatakan seperti itu, tapi hanya saja saya merasakannya. Mau kost, mending
uangnya dikumpul untuk sekolah. Tinggal dirumah
sendiri lebih nyaman. Sepertinya kata-kata ini memang tepat, dengan tinggal
dirumah sendiri sepertinya orang tua saya mengerti dengan kemauan saya, berbaur
diluar mencari ilmu tanpa harus mengikuti yang negatifnya itu yang saya
inginkan. Tidak ada pembatasan ruang gerak. Saya juga ingin seperti mereka.
Sekiaan….